Friday, April 11, 2008

PEMBAHASAN BATU GINJAL

Pada makalah ini dilakukan studi kasus dengan metode wawancara langsung kepada pasien penderita gangguan ginjal yang mengambil resep di Apotek UGM. Dari wawancara yang dilakukan, diperoleh anamnese dari pasien, gambaran diagnosis penyakit serta obat apa yang diresepkan, obat yang dikonsumsi di luar resep oleh pasien, serta obat yang sudah pernah digunakan. Selanjutnya dilakukan analisis mengenai kerasionalan obat tersebut, melihat kesesuaiannya dengan diagnosis dan juga hal-hal yang dikeluhkan pasien.
Pasien yang mengalami gangguan ginjal yang kami bahas adalah yang mengalami nephrolitiasis, yaitu keadaan yang ditandai dengan adanya batu ginjal (renal kalkuli) pada saluran uretranya. Yang kami bahas di sini adalah obat-obat yang dikonsumsi oleh pasien ini, dengan usia 75 tahun, berat badan 70 kg. Nephrolitiasis yang dialami oleh pasien sudah berlangsung sejak tahun 1975, saat pertama kali ditemukan batu ginjal pada ureternya.
Dari hasil wawancara tanggal 24 Oktober 2007 diketahui bahwa pasien pertama kali berobat di poliklinik tersebut pada tanggal 27 Februari 2007, dan mendapatkan resep nephrolit, uretractin, urfamycin, dan spasmium. Dan saat pasien menebus resep kembali pasien tidak sedang mengalami gangguan apapun. Pasien hanya membeli obat untuk berjaga-jaga karena pasien akan melakukan perjalanan jauh, yang mungkin akan menyebabkan perubahan pola makan dan menyebabkan timbulnya gejala.
Gejala batu ginjal akan muncul bila pasien mulai lengah dan tidak memperhatikan makanan yang dikonsumsinya dan kurang asupan air. Gejala-gejala yang timbul antara lain:
1. kemaluan terasa panas dan sakit saat berkemih
gejala ini disebabkan karena adanya iritasi atau peradangan di leher kandung kemih atau uretra karena adanya batu.
2. anyang-anyangan (sering berkemih, sedikit-sedikit, tak tertahankan dan disertai nyeri)
karena terjadi peradangan akibat adanya batu pada uretra, maka terjadi penurunan kapasitas kandung kemih sebesar sekitar 400ml. Kappasitas yang menurun menyebabkan kandung kemih segera terisi dalam waktu singkat, jadi ada kecenderungan untuk lebih sering kencing.
3. punggung bagian bawah hingga pinggul terasa pegal
ini terjadi akibat adanya obstruksi uretra. Batu yang besar dengan permukaan kasar yang masuk ke dalam ureter akan menambah frekuensi dan memaksa kontraksi ureter secara otomatis.
4. nausea (mual)
biasanya mual muncul menyertai rasa sakit yang muncul.
5. merasa ingin buang air besar tetapi tidak
ga tau ko gni?
6. air seni berdarah
darah yang terdapat dalam air seni karena batu kemungkinan telah melukai uretra dan menyebabkan perdarahan.

Kerasionalan obat
Obat yang digunakan sesuai reep :
1. Nephrolit
Obat ini digunakan untuk membantu meluruhkan batu saluran kencing sebagai diuretikum dan antiseptik saluran kemih. Dosis yang diresepkan oleh dokter pada pasien 3 x sehari 1 kapsul. Dosis ini sudah sesuai, karena dosis Nephrolit pada orang dewasa adalah 4 x sehari 2 kapsul. Namun, pasien mengkonsumsi obat ini sebanyak 3-4 x sehari I kapsul. Penggunaan obat ini sudah sesuai karena digunakan untuk meluruhkan adanya batu ginjal yang adam pada ureternya. Dari segi dosis, dosis yang digunakan sudah tepat.
2. Urotractin
Obat ini berisi asam pipemidat 400 mg, digunakan untuk mengobati infeksi tractus urinarius disebabkan kuman gram positif dan negatif yang sensitive. Dosis yang digunakan pasien adalah 2 x sehari 1 kapsul. Dosis pengobatan untuk dewasa adalah 2 x sehari 1 kapsul dengan selang waktu 12 jam. Dalam hal dosis pemberian obat sudah sesuai. Dalam hal kesesuaian indikasi, mungkin obat ini diberikan untuk mengobati infeksi saluran kemih yang diderita pasien tersebut.
3. Urfamycin (kapsul 250 mg, 500 mg)
Obat ini berisi Tiamfenikol, digunakan sebagai antibiotik bersifat bakteriostatik untuk bakteri gram positif dan negatif.
Dosis ?
4. Spasmium
Obat ini berIsi Klordiazepoksida-HCl 5 mg dan Fenilpropiletilamina 30 mg, tiap tabletnya. DiIndikasikan untuk mengobati tukak lambung dan usus 12 jari, hipermotilitas saluran cerna, kejang saluran cerna, saluran kemih dan rahim. Dilihat dari indikasinya, maka obat ini ditujukan untuk mengatasi kejang saluran kemih saat buang air kecil ayng terasa sakit. Dosis yang diresepkan 3 x sehari 1 tablet, sedangkan dosis normalnya 3 x sehari 1-2 tablet, sehingga dosis obat ini sudah sesuai.
Obat-obat lain yang pernah digunakan :
1. Batugin elixir
Batugin Elixir berupa sirup, satu takaran minum berisi 30 ml elixir. Obat ini mengandungekstrak daun tempuyung dan ekstrak daun keji beling . obat ini diindikasikan untuk meredakan sakit pinggang dan kholik terutama karena karena batu ginjal/batu saluran kemih. Obat ini tidak ada dalam resep yang baru saja ditebus, tetapi sudah pernah diresepkan oleh dokter yang sama sebelumnya. Pasien tidak dapat mengingat dosis yang digunakannya dengan pasti, yaitu kira-kira 3 x sehari 1 takar. Sedangkan dosisbatugin elixir untuk pengobatan à 3-4 x sehari I gelas takar penuh (30 ml), setelah batu keluar dan sebagai pencegahan à 1 x sehari 1 gelas takar penuh (30 ml). Dianjurkan abnyak minum air putih selama pengobatan. Penggunaan obat ini sudah sesuai dalam hal dosis dan indikasinya.
2. Dextamin
Obat ini berisi Dexametason dan Dexklorfeniraminamekat. Obat ini digunakan untuk mengobati demam parah karena radang pada selaput lendir hidung dan tenggorok, asma saluran nafas yang parah dan kronik, peradangan kulit karena alergi melalui pernafasan atau makanan (eksim) dan sentuhan, alergi terhadap obat tertentu atau serum, peradangan selaput lendir mata karena alergi, iritis nongranulomatous. Dosis yang digunakan pasien adalah 3x sehari 1 tablet. Sedangkan dosis dextamin menurut literatut yaitu dosis awal 4 x sehari 1-2 tablet, serta untuk pemeliharaan dosis pemakaian dikurangi sesuai keadaan penderita, digunaka setelah makan. Penggunaan ini sudah sesuai dalam hal dosis, namun belum sesuai dalam hal indikasinya, karena merupakan obat yang dikonsumsi di luar resep.
3. Kapsul tempuyung (Sonchus arvensis)
4. Amoxillin
Obat ini berisi amoksisilina trihidrat, sediaan berbentuk kapsul. Diindikasikan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, saluran kemih dan kelamin, infeksi lain seperti salmonella, shigella, kulit, luka selulitis, dan furunkulosis. Dosis yang digunakan pasien tidak diketahui secara pasti. Menurut literatur, dosis yang digunakan :
Dewasa dan anak bb 20 kg ke atas 3X sehari 250-500 mg
Bayi dan anak bb kurang dari 20 kg 25-75 mg/kg bb/ hari dibagi 3X pemberian
Gonorrea akut, 2-3 gram sebagai dosis tunggal
Dalam hal dosis belum dapat dikatakan sesuai atau tidak karena tidak ada keterangan mengenai dosis yang digunakan pasien. Namun dalam hal indikasi obat ini sudah sesuai yaitu untuk mengobati infeksi saluran kemih yang diderita oleh pasien tersebut.
5. Ampicilin

Dari keterangan obat-obat yang digunakan oleh pasien ini dapat dikatakan bahwa obat yang diberikan sudah rasional, karena pengunaan obat oleh pasien sudah sesuai dengan dosis, dan indikasinya sudah tepat, yaitu obat ini tidak hanya untuk mengobati gangguan batu ginjal (batu kalsium oksalat) yang diderita pasien, tetapi juga memperhatikan terapi untuk infeksi saluran kemih yang menyertai penyakit gangguan ginjal pasien. Hal ini ditunjukkan dalam resep yang diberikan, yaitu pemberian nephrolit ditujukan untuk meluruhkan batu saluran kencingnya, serta diberi spasmium untuk mengatasi kejang pada saluran kemih saat berkemih.
Batu ureter yang menyumbat ini menyebabkan terjadi infeksi pada saluran kemih ytang disebabkan oleh bakteri, sehingga diberi urotractin dan antibiotik yaitu urfamycin yang merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik, sedangkan urotractin digunakan untuk mengobati infeksinya. Berdasarkan keterangan dari pasien, setelah meminum obat ini, keluhan-keluhan yang dialami sudah mulai berkurang dan tidak kumat lagi. Jadi pasien baru menebus resep bila gejala-gejala akan kumat mulai muncul. Menurut apoteker di apotek UGM, resep yang ditebus pasien selalu sama
Mengenai obat-obatan yang digunakan atas inisiatif pasien, sebenarnya juga cocok dengan indikasi ayng ada, tetapi perlu adanya konsultasi dengan dokter yang menangani dan perlu diperhatikan oleh apoteker yang melayani reserp pasien tersebut, agar tidak terjadi over dosis. Saat dilakukan wawancara pasien tersebut hanya menebus resep serta membeli dextamin. Penggunaan dekstamin ini………..?











Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi.

3 comments:

DJENDRAL BERBAGI said...

Infeksi saluran kemih akut dan kronis yang disebabkan oleh bakteri Gram negatif, infeksi saluran kemih dan kelamin untuk pengobatan herbalnya apa bro?

HEART DISORDER SYMPTOMS said...

Liver disorder itself it is diversified, with the number of patients was small. Number of people with hepatitis C only about 3% of the population. Not to mention the hepatitis A and B, which are more numerous. Especially when coupled with fatty liver, cirrhosis, drug intoxication, liver fibrosis, and other diseases that her name not so familiar.

Sarwan El-Hadi said...

Thanks.